Bahasa Arab yang berkembang sekarang disebut Bahasa Baqiah. Sedangkan, Bahasa Arab kuno (Baidah) sudah hilang dalam pusaran waktu. Namun, bekas-bekas Bahasa Baidah masih mempengaruhi struktur Bahasa Baqiah. Peninggalan-peninggalan Bahasa Baidah dapat kita jumpai dalam bentuk Nuqus (Peninggalan Kuno) dan Atsar (peralatan sehari-hari masyarakat arab kuno).
Perkembangan Bahasa Arab secara garis besar terbagi dalam tiga periode:
Pertama, Periode Nuqus. Nuqus atau peninggalan kuno pada awal-awal perkembangan Bahasa Arab bisa berbentuk tulisan paku (mismary), gambar atau ukiran batu. Tidak banyak penelitian yang dilakukan ahli bahasa menyangkut nuqus. Karena, kebanyakan artefak dan peninggalan Arab kuno itu sudah rusak dimakan zaman. Menurut arkeolog, bahasa yang berkembang saat itu didominasi oleh wacana-wacana yang bersifat mistisisme dan persoalan alam ghaib.
Kedua, Periode Syair Jahili. Disebut syair jahili karena syair-syair ini muncul satu setengah abad sebelum datangnya Islam di Arab, yaitu pada masa jahiliyah. Pada masa itu muncul kebiasaan baru dalam masyarakat Arab, yaitu bersyair. Dan tempat favorit para penyair untuk kongkow-kongkow waktu itu adalah pasar. Karena, pasar merupakan tempat umum paling ramai dikunjungi. Jadi, asal mula berkembangnya bahasa arab kuno menjadi bahasa sastra, berangkat dari obrolan balas membalas syair di pasar. Dan salah satu pasar yang sangat terkenal dengan nuansa sastranya adalah Pasar Ukaz di Quraisy, sehingga di juluki sebagai ‘Pasar Sastra’.
Pada awal-awal berkembangnya syair jahili, belum ada istilah budaya menulis. Syair-syair jahili ini tersimpan rapi dalam memori otak para penyair. Karena belum berkembangnya tulisan, Bangsa Arab saat itu dikenal sangat jenius dan cepat menghafal. Di antara penyair-penyair masa itu, muncullah nama-nama seperti Abi Tammam, Umru al-Qais, Al Mutanabbi dan lain-lain.
Ketiga, (Klik di sini aja.. ^_^)
bahasa arab tu ibu bahasa...
BalasHapussaya pernah baca seperti itu....
:)