Turunnya Al-Qur’an dalam Bahasa Arab merupakan fase awal berkembangnya Bahasa Arab sebagai Bahasa Ilmiah. Bahkan, perkembangannya setelah itu sangat pesat hingga membangkitkan geliat ilmu pengetahuan dan merubah pola sosial budaya Bangsa Arab.
Memasuki tahap pertama penulisan Al-Qur’an, mulai lahir pakar-pakar bahasa yang meninggalkan simbol-simbol tulisan paku (mismary) dan menciptakan lambang-lambang berupa huruf abjadiah. Pada saat itu Rasulullah Saw. memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan beberapa sahabat yang lain untuk mencatat ayat-ayat Al-Qur’an. Karena belum ada kertas, pada masa itu Ubay dan kawan-kawan menuliskan Al-Qur’an pada media tulis yang beragam, seperti pelepah kurma, tulang belulang, bebatuan, dan kulit rusa (kulit rusa sangat bagus kualitasnya sebagai media tulis).
Al-Qur’an baru ditulis dalam bentuk mushaf seperti sekarang pada masa Khalifah Ustman bin Affan. Pada tahap kedua ini, khalifah membentuk panitia khusus kodifikasi Al-Qur’an. Pun demikian, jangan dibayangkan tulisan pada mushaf saat itu sama persis seperti sekarang! Tulisan Al-Qur’an saat itu belum memiliki baris (harakat), titik pada huruf dan tanda baca sehingga membingungkan bagi yang membacanya. Namun, banyaknya penghafal Al-Qur’an saat itu dapat menutupi kekurangan ini.
Seiring waktu, tulisan Arab-pun mengalami kemajuan. Mulai penambahan titik untuk membedakan huruf (ب – ت – ث – ج – ح – خ – د – ذ – - الخ), baris (َُِ), tanda baca dan sebagainya. Hingga lahirlah Ilmu Nahu (Grammer) yang di pelopori oleh Abu Aswad ad-Dualy. Lalu muncul juga Ilmu Tajwid yang mencadi cikal-bakal lahirnya Ilmu Aswat (fonologi) dalam Bahasa Arab. Jadi, sangat keliru bila ada yang mengatakan Al-Qur’an tidak bisa dijadikan sebagai rujukan dalam masalah grametikal (Nahu), hanya karena ada beberapa ayat yang tidak mampu mereka analisa secara grametikal.
Sejak saat itu, Bangsa Arab mulai menaruh perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan yang mereka temukan sarinya dalam Al-Qur’an. Seperti Ilmu Kedokteran, Pertanian, Astrologi, Matematika, Tekhnik dan sebagainya. Jadi, bisa dikatakan, Al-Qur’an telah merubah cara pandang Bangsa Arab terhadap pengetahuan dan mempengarui perkembangan budaya dan peradaban mereka.
met siang. met bekerja
BalasHapusAku tertarik mempelajari Asbabul Nuzul...
BalasHapusajarin yah...
mksih udah follow yah...
bukankah Allah sudah mengatakan jika Allah sendiri yang menjadi pemelihara keotentikan Al Qur'an itu sendiri..
BalasHapusMbak Fanny :: Met bekerja juga Mbak.. ^^
BalasHapusFadly :: Banyak tersedia bukunya kalo mau belajar Mas .. :-)
Akbar :: Betul sekali Mas..!
sudah liburan nih pasti. met libur deh
BalasHapusbangsa arab bangsa jahiliyah yg ilmu pengetahuan pun sudah maju namun al quran datang untuk menyeimbangkan akhlak mereka...
BalasHapus:)
Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
BalasHapustetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D